Kehidupan seorang MAHK seharusnya sejalan dengan misi Gereja MAHK. Identitasnya adalah identitas Malaikat yang "berseru dengan suara nyaring: ‘(1) Takutlah akan Allah dan (2) muliakanlah Dia, karena (3) telah tiba saat penghakiman-Nya, dan (4) sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’" (Wahyu 14:7)
Berdasarkan konteks ayat tadi, identitas seorang MAHK seharusnya ditandai dengan:
1. Takut akan Allah. Seorang yang takut akan Allah adalah seorang yang takut berbuat kejahatan, rendah hati, dan jujur,
2. karena "takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat" (Amsal 8:13). "Kekayaan, kehormatan, dan kehidupan" (Amsal 22:4) adalah paket berkat 3-in-1 yang Tuhan janjikan untuk orang takut akan Tuhan.
3. Memuliakan Allah. Seorang memuliakan Allah melalui segala sesuatu yang diperbuatnya. "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Korintus 10:31). Kemuliaan Allah ialah tabiat Allah. Seorang MAHK bisa disebut memuliakan Allah, bila tabiat Allah dihidupkan di dalam dirinya. Dengan demikian misi hidup seorang MAHK ialah mengembangkan tabiat Allah di dalam dirinya. Semakin hari, ia bertumbuh semakin seperti Alllah di dalam tabiat yang penuh belas kasih, kemurahan, kesabaran, dan kesetiaan (Keluaran 34:5-8)
4. Sadar bahwa dirinya sedang menghadapi pemeriksaan di penghakiman Allah di sorga. Seorang MAHK seharusnya dengan rendah hati selalu memohon pengampunan dosa. Dengan demikian, seorang MAHK selalu diingatkan untuk tetap menjaga dirinya suci dengan bercermin pada hukum-hukum Allah.
5. Menyembah Pencipta. Ini ditandai dengan penyembahan Allah yang benar dengan cara yang benar. Hari Sabat harus disucikan dengan benar, karena itu adalah tanda atau bukti pernyataan secara luar bahwa seorang MAHK mengakui Allah sebagai (a) Pencipta (Keluaran 20:11), (b) Pembebas dari perbudakan dosa (Ulangan 5:15), dan (c) Yang Menguduskan mereka (Yehezkiel 20:12).
Peribadatan yang sejati juga ditandai dengan pemeliharaan kesehatan tubuh, karena tubuh seorang MAHK itu adalah "persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan" kepada Allah (Roma 12:1).
Seorang MAHK yang tidak memiliki "identitas Malaikat" seperti diuraikan di atas akan menjalankan kehidupan MAHK yang tak bermakna. Meaningless and purposeless life is not worth living.
selamat menjelang Hari Sabat..
Tuhan memberkati
Berdasarkan konteks ayat tadi, identitas seorang MAHK seharusnya ditandai dengan:
1. Takut akan Allah. Seorang yang takut akan Allah adalah seorang yang takut berbuat kejahatan, rendah hati, dan jujur,
2. karena "takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat" (Amsal 8:13). "Kekayaan, kehormatan, dan kehidupan" (Amsal 22:4) adalah paket berkat 3-in-1 yang Tuhan janjikan untuk orang takut akan Tuhan.
3. Memuliakan Allah. Seorang memuliakan Allah melalui segala sesuatu yang diperbuatnya. "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Korintus 10:31). Kemuliaan Allah ialah tabiat Allah. Seorang MAHK bisa disebut memuliakan Allah, bila tabiat Allah dihidupkan di dalam dirinya. Dengan demikian misi hidup seorang MAHK ialah mengembangkan tabiat Allah di dalam dirinya. Semakin hari, ia bertumbuh semakin seperti Alllah di dalam tabiat yang penuh belas kasih, kemurahan, kesabaran, dan kesetiaan (Keluaran 34:5-8)
4. Sadar bahwa dirinya sedang menghadapi pemeriksaan di penghakiman Allah di sorga. Seorang MAHK seharusnya dengan rendah hati selalu memohon pengampunan dosa. Dengan demikian, seorang MAHK selalu diingatkan untuk tetap menjaga dirinya suci dengan bercermin pada hukum-hukum Allah.
5. Menyembah Pencipta. Ini ditandai dengan penyembahan Allah yang benar dengan cara yang benar. Hari Sabat harus disucikan dengan benar, karena itu adalah tanda atau bukti pernyataan secara luar bahwa seorang MAHK mengakui Allah sebagai (a) Pencipta (Keluaran 20:11), (b) Pembebas dari perbudakan dosa (Ulangan 5:15), dan (c) Yang Menguduskan mereka (Yehezkiel 20:12).
Peribadatan yang sejati juga ditandai dengan pemeliharaan kesehatan tubuh, karena tubuh seorang MAHK itu adalah "persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan" kepada Allah (Roma 12:1).
Seorang MAHK yang tidak memiliki "identitas Malaikat" seperti diuraikan di atas akan menjalankan kehidupan MAHK yang tak bermakna. Meaningless and purposeless life is not worth living.
selamat menjelang Hari Sabat..
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diharapkan Mengisi Form Komentar Dibawah Ini